Minggu, 21 April 2013

Cerpen Paskah


BERAWAL DARI PASKAH
Oleh    :  Lastri Lestari Saragih

 “Lho…Ren kamu ga ke greja”, ujar Riri kepada sahabatnya Renold pagi itu ketika mereka bertemu di tengah jalan, ketika Riri hendak ke Gereja, sementara Renold hendak pergi nongkrong. Tetapi renold berkata bahwa kita tidak perlu ke Gereja, karena saat itu bukanlah hari minggu. Lalu Riri berkata “Lho ini kan Hari peringatan Kematian Yesus Kristus, jadi meskipun hari ini bukan hari minggu, kita harus tetap ke Gereja” dengan segala usaha dan bujukan yang dilakukan oleh Riri, akhirnya Renold pun mau pergi ke Gereja, dan dengan penuh Kesabaran Riri menunggu renold yang sedang bersiap-siap, dan akhirnya Renold pun selesai dan mereka berangkat bersama. Riri sangat senang karena ia berhasil membawa satu jiwa.
Sesampai di Gereja, ibadah pun dimulai, awalnya Renold sangat tidak menikmati ibadah tersebut, dan ia terheran-heran melihat Riri yang sangat menikmati Ibadah tersebut, dan tibalah saatnya penampilan Pragmen singkat tentang penyaliban Yesus Kristus yang diperankan oleh Sie pemuda.Tiba-tiba Renold terharu dengan apa yang diperankan oleh muda/I tersebut,Renold membayangkan betapa menderitanya Yesus karena kesalahan dan dosa-dosa manusia, dan Renold juga membayangkan bahwa sesungguhnya dirinya juga turut menyalibkan Yesus, dan sejak saat itu Renold tergerak dan memutuskan untuk bertobat, dan memutuskan untuk mengikut Yesus dalam segala kondisi, dan dia mendoakan komitmen yang telah ia buat.
Saat pragmen tersebut hendak berakhir, selain renold senang dengan kegerakan hatinya dan komitmenya tersebut, kesenangannya juga ditambah dengan jatungnya yang berubah berdetak lebih cepat karena melihat seorang Perempuan yang sangat anggun, yang turut memerankan Pragmen tersebut. Ketika Pragmen tersebut berakhir ibadahpun dilanjutkan, dan Renold berubah menjadi lebih menikmati rangkaian ibadah selanjutnya. Dan saat Ibadah selesai Renold dan Riri pulang dengan penuh sukacita, Riri juga sangat senang melihat wajah Renold yang berseri-seri. Di sepanjang jalan Renold terus menceritakan apa yang telah ia rasakan saat ibadah di Gereja tadi, dan ia menceritakan Komitmen yang telah ia buat. Riri juga turut senang mendengar cerita renold.
Dan ketika hari kebangkitan tiba, tepatnya pada hari Minggu, Pukul 09.30 Renold sudah bersiap-siap di depan rumah Riri , saat Riri keluar, Ia pun terheran-heran dengan tingkah aneh Renold dan Ia berkata “Eh..Renold tumben, ada apa neh jam segini dah nongkrong rapi di depan rumah aku?” Riri tersenyum kepada renold, dan Renold pun menyahut “Ah..Riri, giliran aku sudah bertobat, bukannya di dukung, eh..malah di ledekin, kamu lebih senang ya kalau aku bandel lagi?”, Riri menjawab “ ehhh..jangan donk,ya deh..bentar ya aku ambil tas dulu”.
Sepanjang perjalanan menuju ke gereja, Renold menceritakan semua sukacita yang ia rasakan setelah Jumat Agung tersebut, Ia merasa lebih menikmati Tuhan dalam setiap aktivitasnya. Mendengar hal tersebut Riri juga turut bersukacita dan menyarankan Renold untuk semakin mempeerat hubungan pribadinya dengan Tuhan, agar Ia lebih merasakan hadirat Tuhan. Renold pun menyambut hangat semua saran-saran yang diberikan sahabatnya itu. Dan Riri juga berjanji untuk tetap mendoakan pertobatan Renold tersebut.
Setibanya di Gereja, mereka berdua mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh, agar dapat menikmati Tuhan lewat ibadah hari itu, dan memang betul mereka dapat menikmati ibadah mulai dari awal hingga akhir, dan saat ibadah selesai Renold kembali melihat perempuan yang dilihatnya saat pragmen kematian waktu itu, jantung Renold kembali berdegup kencang, tetapi Renold tidak berani berbuat apa-apa, ia ingin berkenalan tetapi rasa takutnya jauh lebih besar dan ia mengurungkan niantya tersebut dan memilih untuk pulang saja.
Hari semakin hari Renold tetap mengandalkan Tuhan dalam setiap aktivitasnya dan pertumbuhan Rohaninya sangatlah baik, ia tetap memposisikan Tuhan di tempat yang paling tinggi. Tetapi masalah hati dan perasaannya terhadap perempuan yang sering membuatnya jantungnya berdebar kencang. Dia hanya sanggup berdoa agar Tuhan membuka jalan jalan, Renold mengimani bahwa Tuhan pasti buka jalan dan selalu yakin bahwa jalan Tuhan selalu indah.Dan apa yang ia imani terjadi, ketika persekutuan pemuda/I diadakan, dan itulah persekutuan yang pertama yang ia ikuti tiba-tiba perempuan tersebut meminta tolong kepada Renold untuk mengantarkannya membeli Snack, dengan senang hati Renold pun bersedia. Di tengah perjalanan mereka pun berkenalan dan saling bertukae nomr HandPhone, dan ternyata nama peremuan tersebut adalah Vivi.
Keesokan harinya Renold memberanikan diri untuk menelfon Vivi, dan ia sangat senang ketika Vivi menjawab telfon tersebut, ditengah pembicaraan mereka, Vivi berkata agar mereka melanjutkan pembicaraan mereka esok hari, karena Vivi hendak menerima telfon dari pacarnya, mengetahui hal tersebut jantung Renold seolah berhenti berdegup dan darahnya seperti membeku, tetapi berjuang untuk tetap tenang dan kemudian mengakhiri pembicaraan mereka.
Malam itu Renold mencoba menenangkan diri dan kemudian berdoa, agar Yesus mengobati luka hatinya dengan kasihNya yang luar biasa, Renold yakin bahwa sakit hatinya pasti bisa sembuh dan bisa menjadikan Vivi sebagai sahabat. Dengan waktu yang tidak begitu lama, akhirnya hati Renold pun terobati, Ia sangat senang karena Tuhan selalu bekerja dalam dirinya, dan semuanya itu berawal dari teguran Tuhan kepada dirinya lewat Pragmen Paskah di gerejanya.

                                                                                                                                                                                                                       


Cerpen Paskah


BERAWAL DARI PASKAH
Oleh    :  Lastri Lestari Saragih

 “Lho…Ren kamu ga ke greja”, ujar Riri kepada sahabatnya Renold pagi itu ketika mereka bertemu di tengah jalan, ketika Riri hendak ke Gereja, sementara Renold hendak pergi nongkrong. Tetapi renold berkata bahwa kita tidak perlu ke Gereja, karena saat itu bukanlah hari minggu. Lalu Riri berkata “Lho ini kan Hari peringatan Kematian Yesus Kristus, jadi meskipun hari ini bukan hari minggu, kita harus tetap ke Gereja” dengan segala usaha dan bujukan yang dilakukan oleh Riri, akhirnya Renold pun mau pergi ke Gereja, dan dengan penuh Kesabaran Riri menunggu renold yang sedang bersiap-siap, dan akhirnya Renold pun selesai dan mereka berangkat bersama. Riri sangat senang karena ia berhasil membawa satu jiwa.
Sesampai di Gereja, ibadah pun dimulai, awalnya Renold sangat tidak menikmati ibadah tersebut, dan ia terheran-heran melihat Riri yang sangat menikmati Ibadah tersebut, dan tibalah saatnya penampilan Pragmen singkat tentang penyaliban Yesus Kristus yang diperankan oleh Sie pemuda.Tiba-tiba Renold terharu dengan apa yang diperankan oleh muda/I tersebut,Renold membayangkan betapa menderitanya Yesus karena kesalahan dan dosa-dosa manusia, dan Renold juga membayangkan bahwa sesungguhnya dirinya juga turut menyalibkan Yesus, dan sejak saat itu Renold tergerak dan memutuskan untuk bertobat, dan memutuskan untuk mengikut Yesus dalam segala kondisi, dan dia mendoakan komitmen yang telah ia buat.
Saat pragmen tersebut hendak berakhir, selain renold senang dengan kegerakan hatinya dan komitmenya tersebut, kesenangannya juga ditambah dengan jatungnya yang berubah berdetak lebih cepat karena melihat seorang Perempuan yang sangat anggun, yang turut memerankan Pragmen tersebut. Ketika Pragmen tersebut berakhir ibadahpun dilanjutkan, dan Renold berubah menjadi lebih menikmati rangkaian ibadah selanjutnya. Dan saat Ibadah selesai Renold dan Riri pulang dengan penuh sukacita, Riri juga sangat senang melihat wajah Renold yang berseri-seri. Di sepanjang jalan Renold terus menceritakan apa yang telah ia rasakan saat ibadah di Gereja tadi, dan ia menceritakan Komitmen yang telah ia buat. Riri juga turut senang mendengar cerita renold.
Dan ketika hari kebangkitan tiba, tepatnya pada hari Minggu, Pukul 09.30 Renold sudah bersiap-siap di depan rumah Riri , saat Riri keluar, Ia pun terheran-heran dengan tingkah aneh Renold dan Ia berkata “Eh..Renold tumben, ada apa neh jam segini dah nongkrong rapi di depan rumah aku?” Riri tersenyum kepada renold, dan Renold pun menyahut “Ah..Riri, giliran aku sudah bertobat, bukannya di dukung, eh..malah di ledekin, kamu lebih senang ya kalau aku bandel lagi?”, Riri menjawab “ ehhh..jangan donk,ya deh..bentar ya aku ambil tas dulu”.
Sepanjang perjalanan menuju ke gereja, Renold menceritakan semua sukacita yang ia rasakan setelah Jumat Agung tersebut, Ia merasa lebih menikmati Tuhan dalam setiap aktivitasnya. Mendengar hal tersebut Riri juga turut bersukacita dan menyarankan Renold untuk semakin mempeerat hubungan pribadinya dengan Tuhan, agar Ia lebih merasakan hadirat Tuhan. Renold pun menyambut hangat semua saran-saran yang diberikan sahabatnya itu. Dan Riri juga berjanji untuk tetap mendoakan pertobatan Renold tersebut.
Setibanya di Gereja, mereka berdua mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh, agar dapat menikmati Tuhan lewat ibadah hari itu, dan memang betul mereka dapat menikmati ibadah mulai dari awal hingga akhir, dan saat ibadah selesai Renold kembali melihat perempuan yang dilihatnya saat pragmen kematian waktu itu, jantung Renold kembali berdegup kencang, tetapi Renold tidak berani berbuat apa-apa, ia ingin berkenalan tetapi rasa takutnya jauh lebih besar dan ia mengurungkan niantya tersebut dan memilih untuk pulang saja.
Hari semakin hari Renold tetap mengandalkan Tuhan dalam setiap aktivitasnya dan pertumbuhan Rohaninya sangatlah baik, ia tetap memposisikan Tuhan di tempat yang paling tinggi. Tetapi masalah hati dan perasaannya terhadap perempuan yang sering membuatnya jantungnya berdebar kencang. Dia hanya sanggup berdoa agar Tuhan membuka jalan jalan, Renold mengimani bahwa Tuhan pasti buka jalan dan selalu yakin bahwa jalan Tuhan selalu indah.Dan apa yang ia imani terjadi, ketika persekutuan pemuda/I diadakan, dan itulah persekutuan yang pertama yang ia ikuti tiba-tiba perempuan tersebut meminta tolong kepada Renold untuk mengantarkannya membeli Snack, dengan senang hati Renold pun bersedia. Di tengah perjalanan mereka pun berkenalan dan saling bertukae nomr HandPhone, dan ternyata nama peremuan tersebut adalah Vivi.
Keesokan harinya Renold memberanikan diri untuk menelfon Vivi, dan ia sangat senang ketika Vivi menjawab telfon tersebut, ditengah pembicaraan mereka, Vivi berkata agar mereka melanjutkan pembicaraan mereka esok hari, karena Vivi hendak menerima telfon dari pacarnya, mengetahui hal tersebut jantung Renold seolah berhenti berdegup dan darahnya seperti membeku, tetapi berjuang untuk tetap tenang dan kemudian mengakhiri pembicaraan mereka.
Malam itu Renold mencoba menenangkan diri dan kemudian berdoa, agar Yesus mengobati luka hatinya dengan kasihNya yang luar biasa, Renold yakin bahwa sakit hatinya pasti bisa sembuh dan bisa menjadikan Vivi sebagai sahabat. Dengan waktu yang tidak begitu lama, akhirnya hati Renold pun terobati, Ia sangat senang karena Tuhan selalu bekerja dalam dirinya, dan semuanya itu berawal dari teguran Tuhan kepada dirinya lewat Pragmen Paskah di gerejanya.

                                                                                                                                                                                                                       


Senin, 11 Maret 2013

Pendidikan Indonesiaq


Apa kabar Pendidikan Indonesia?

            Tidak pernah terlintas di benakku untuk bergelut di bagian ilmu pendidikan, tak pernah terpikirkan olehku tentang nasib pendidikan terkhusus di Indonesia. Tetapi apa yang tak pernah terpikirkanku, ternyata di berikan Tuhan untukku, sejak 2010 aku menggeluti ilmu pendidikan. Hari semakin hari aku tersadar tentang kualitas pendidikan Indonesia yang dapat dikatakan begitu bobrok,  mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tertinggi, jika kita pikirkan bukan system yang salah tapi oknumnyalah yang masih kurang bertanggungjawab.saya mulai terbeban dengan semua kondisi tersebut, ternyata sangat banyak hal yang harus dibenahi.
            Setiap kali saya melewati satu sekolah maka sering sekali hati saya miris, ketika melihat banyak Guru yang berleha-leha dengan tugas mereka, yang seharusnya mereka berada di ruangan kelas untuk mengajar anak-anak, tetapi mereka malah bersantai-santai duduk di luar ruanagan kelas sambil bercerita dengan teman seprofesinya yang lain, sejenak saya bertanya dalam hati bagaimana kondisi anak-anak saat itu di dalam kelas, dan bagaimana perasaan sang guru tersebut. Hal tersebut juga sering terjadi di perguruan tinggi, yang proses pembelajarannya masih sangat kurang maksimal, memang sudah saatnya Mahasiswa untuk mandiri, tapi meskipun demikian bukan berarti para Mahasiswa tersebut tidak membutuhkan bimbingan lagi, jika Mahasiswa dibiarkan untuk mandiri maka sudah pantas juga mereka mendapatkan bimbingan yang luar biasa dari sang Dosen. Karena jarangnya pertemuan anatara Dosen dan Mahasiswa, maka Dosen tidak mengenal karakter dan pribadi anak-anaknya, yang akibatnya dalam pemberian nilai pun sangat tidak objektif, dan hal tersebut sering membuat mahasiswa tidak menganggap penting Nilai tersebut, dan menganggap semua itu adalah suatu kebohongan besar.
            Jika kita kaji lebih dalam lagi sebenarnya masih banyak lagi masalah-masalah pendidikan kita baik dari dalam maupun dari luar,  dan jika memperhatikan maka masalah-masalah tersebut lebih sering dialami oleh pendidikan negeri, yang seharusnya menjadi kebanggaan negri kita tercinta ini, tetapi malah menjadi hal sangat memprihatinkan. Sadar tidak sadar masalah-masalah sepele seperti yang kita bahas di atas mengakibatkan hal yang fatal, yaitu ketika menghasil alumni yang akan menjadi generasi bangsa yang sangat tidak berkualitas. Bagaimana tidak negri kita ini hancur ketika generasi mudanya saja sudah berencana jahat, banyak anak muda saat ini yang menanamkan di benaknya untuk balas dendam bahkan melakukan hal yang lebih parah dari apa yang telah mereka terima. Jika hal itu benar-benar terjadi nantinya maka bukan tidak mungkin Indonesia lebih hancur dari saat ini, karena keberhasilan suatu Negara sangat ditentukan oleh generasi mudanya.
            Oleh karena itu bagi generasi muda bangsa, marilah kita jadi pemuda yang bijaksana, jangan berniat untk balas dendam, jangan berniat untuk meniru hal-hal yang tidak baik yang dilakukan mereka, dan jangan berniat melakukan hal yang lebih parah dari itu, tapi sebagai generasi muda yang cerdas yang peduli dengan masa depan bangsa kita, mari kita melihat semua apa yang telah mereka lakukan sebagai bahan pelajaran untuk memeperbaiki semuanya. Mari tumbuhkan niat di hati kita untuk mengubah mindset negatif orang tentang pendidikan menjadi mindset positif, agar Negara kita menjadi Negara yang lebih baik daan lebih kita banggakan lagi. Ingatlah semua itu tugas anda,saya dan kita semua, karena Indonesia sedang menanti tenaga-tenaga pengajar yang professional dan proporsional.
Salam Otimist..