Rabu, 02 Oktober 2013
Minggu, 21 April 2013
Cerpen Paskah
BERAWAL DARI
PASKAH
Oleh :
Lastri Lestari Saragih
“Lho…Ren kamu ga ke greja”, ujar Riri kepada
sahabatnya Renold pagi itu ketika mereka bertemu di tengah jalan, ketika Riri
hendak ke Gereja, sementara Renold hendak pergi nongkrong. Tetapi renold
berkata bahwa kita tidak perlu ke Gereja, karena saat itu bukanlah hari minggu.
Lalu Riri berkata “Lho ini kan Hari peringatan Kematian Yesus Kristus, jadi
meskipun hari ini bukan hari minggu, kita harus tetap ke Gereja” dengan segala
usaha dan bujukan yang dilakukan oleh Riri, akhirnya Renold pun mau pergi ke
Gereja, dan dengan penuh Kesabaran Riri menunggu renold yang sedang
bersiap-siap, dan akhirnya Renold pun selesai dan mereka berangkat bersama.
Riri sangat senang karena ia berhasil membawa satu jiwa.
Sesampai
di Gereja, ibadah pun dimulai, awalnya Renold sangat tidak menikmati ibadah
tersebut, dan ia terheran-heran melihat Riri yang sangat menikmati Ibadah
tersebut, dan tibalah saatnya penampilan Pragmen singkat tentang penyaliban
Yesus Kristus yang diperankan oleh Sie pemuda.Tiba-tiba Renold terharu dengan
apa yang diperankan oleh muda/I tersebut,Renold membayangkan betapa
menderitanya Yesus karena kesalahan dan dosa-dosa manusia, dan Renold juga
membayangkan bahwa sesungguhnya dirinya juga turut menyalibkan Yesus, dan sejak
saat itu Renold tergerak dan memutuskan untuk bertobat, dan memutuskan untuk
mengikut Yesus dalam segala kondisi, dan dia mendoakan komitmen yang telah ia
buat.
Saat
pragmen tersebut hendak berakhir, selain renold senang dengan kegerakan hatinya
dan komitmenya tersebut, kesenangannya juga ditambah dengan jatungnya yang
berubah berdetak lebih cepat karena melihat seorang Perempuan yang sangat
anggun, yang turut memerankan Pragmen tersebut. Ketika Pragmen tersebut
berakhir ibadahpun dilanjutkan, dan Renold berubah menjadi lebih menikmati
rangkaian ibadah selanjutnya. Dan saat Ibadah selesai Renold dan Riri pulang
dengan penuh sukacita, Riri juga sangat senang melihat wajah Renold yang
berseri-seri. Di sepanjang jalan Renold terus menceritakan apa yang telah ia
rasakan saat ibadah di Gereja tadi, dan ia menceritakan Komitmen yang telah ia
buat. Riri juga turut senang mendengar cerita renold.
Dan
ketika hari kebangkitan tiba, tepatnya pada hari Minggu, Pukul 09.30 Renold
sudah bersiap-siap di depan rumah Riri , saat Riri keluar, Ia pun
terheran-heran dengan tingkah aneh Renold dan Ia berkata “Eh..Renold tumben,
ada apa neh jam segini dah nongkrong rapi di depan rumah aku?” Riri tersenyum
kepada renold, dan Renold pun menyahut “Ah..Riri, giliran aku sudah bertobat,
bukannya di dukung, eh..malah di ledekin, kamu lebih senang ya kalau aku bandel
lagi?”, Riri menjawab “ ehhh..jangan donk,ya deh..bentar ya aku ambil tas
dulu”.
Sepanjang
perjalanan menuju ke gereja, Renold menceritakan semua sukacita yang ia rasakan
setelah Jumat Agung tersebut, Ia merasa lebih menikmati Tuhan dalam setiap
aktivitasnya. Mendengar hal tersebut Riri juga turut bersukacita dan
menyarankan Renold untuk semakin mempeerat hubungan pribadinya dengan Tuhan, agar
Ia lebih merasakan hadirat Tuhan. Renold pun menyambut hangat semua saran-saran
yang diberikan sahabatnya itu. Dan Riri juga berjanji untuk tetap mendoakan
pertobatan Renold tersebut.
Setibanya
di Gereja, mereka berdua mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh, agar dapat
menikmati Tuhan lewat ibadah hari itu, dan memang betul mereka dapat menikmati
ibadah mulai dari awal hingga akhir, dan saat ibadah selesai Renold kembali
melihat perempuan yang dilihatnya saat pragmen kematian waktu itu, jantung
Renold kembali berdegup kencang, tetapi Renold tidak berani berbuat apa-apa, ia
ingin berkenalan tetapi rasa takutnya jauh lebih besar dan ia mengurungkan
niantya tersebut dan memilih untuk pulang saja.
Hari
semakin hari Renold tetap mengandalkan Tuhan dalam setiap aktivitasnya dan
pertumbuhan Rohaninya sangatlah baik, ia tetap memposisikan Tuhan di tempat
yang paling tinggi. Tetapi masalah hati dan perasaannya terhadap perempuan yang
sering membuatnya jantungnya berdebar kencang. Dia hanya sanggup berdoa agar
Tuhan membuka jalan jalan, Renold mengimani bahwa Tuhan pasti buka jalan dan
selalu yakin bahwa jalan Tuhan selalu indah.Dan apa yang ia imani terjadi,
ketika persekutuan pemuda/I diadakan, dan itulah persekutuan yang pertama yang
ia ikuti tiba-tiba perempuan tersebut meminta tolong kepada Renold untuk
mengantarkannya membeli Snack, dengan senang hati Renold pun bersedia. Di
tengah perjalanan mereka pun berkenalan dan saling bertukae nomr HandPhone, dan
ternyata nama peremuan tersebut adalah Vivi.
Keesokan
harinya Renold memberanikan diri untuk menelfon Vivi, dan ia sangat senang
ketika Vivi menjawab telfon tersebut, ditengah pembicaraan mereka, Vivi berkata
agar mereka melanjutkan pembicaraan mereka esok hari, karena Vivi hendak
menerima telfon dari pacarnya, mengetahui hal tersebut jantung Renold seolah
berhenti berdegup dan darahnya seperti membeku, tetapi berjuang untuk tetap
tenang dan kemudian mengakhiri pembicaraan mereka.
Malam
itu Renold mencoba menenangkan diri dan kemudian berdoa, agar Yesus mengobati luka
hatinya dengan kasihNya yang luar biasa, Renold yakin bahwa sakit hatinya pasti
bisa sembuh dan bisa menjadikan Vivi sebagai sahabat. Dengan waktu yang tidak
begitu lama, akhirnya hati Renold pun terobati, Ia sangat senang karena Tuhan
selalu bekerja dalam dirinya, dan semuanya itu berawal dari teguran Tuhan
kepada dirinya lewat Pragmen Paskah di gerejanya.
Cerpen Paskah
BERAWAL DARI
PASKAH
Oleh :
Lastri Lestari Saragih
“Lho…Ren kamu ga ke greja”, ujar Riri kepada
sahabatnya Renold pagi itu ketika mereka bertemu di tengah jalan, ketika Riri
hendak ke Gereja, sementara Renold hendak pergi nongkrong. Tetapi renold
berkata bahwa kita tidak perlu ke Gereja, karena saat itu bukanlah hari minggu.
Lalu Riri berkata “Lho ini kan Hari peringatan Kematian Yesus Kristus, jadi
meskipun hari ini bukan hari minggu, kita harus tetap ke Gereja” dengan segala
usaha dan bujukan yang dilakukan oleh Riri, akhirnya Renold pun mau pergi ke
Gereja, dan dengan penuh Kesabaran Riri menunggu renold yang sedang
bersiap-siap, dan akhirnya Renold pun selesai dan mereka berangkat bersama.
Riri sangat senang karena ia berhasil membawa satu jiwa.
Sesampai
di Gereja, ibadah pun dimulai, awalnya Renold sangat tidak menikmati ibadah
tersebut, dan ia terheran-heran melihat Riri yang sangat menikmati Ibadah
tersebut, dan tibalah saatnya penampilan Pragmen singkat tentang penyaliban
Yesus Kristus yang diperankan oleh Sie pemuda.Tiba-tiba Renold terharu dengan
apa yang diperankan oleh muda/I tersebut,Renold membayangkan betapa
menderitanya Yesus karena kesalahan dan dosa-dosa manusia, dan Renold juga
membayangkan bahwa sesungguhnya dirinya juga turut menyalibkan Yesus, dan sejak
saat itu Renold tergerak dan memutuskan untuk bertobat, dan memutuskan untuk
mengikut Yesus dalam segala kondisi, dan dia mendoakan komitmen yang telah ia
buat.
Saat
pragmen tersebut hendak berakhir, selain renold senang dengan kegerakan hatinya
dan komitmenya tersebut, kesenangannya juga ditambah dengan jatungnya yang
berubah berdetak lebih cepat karena melihat seorang Perempuan yang sangat
anggun, yang turut memerankan Pragmen tersebut. Ketika Pragmen tersebut
berakhir ibadahpun dilanjutkan, dan Renold berubah menjadi lebih menikmati
rangkaian ibadah selanjutnya. Dan saat Ibadah selesai Renold dan Riri pulang
dengan penuh sukacita, Riri juga sangat senang melihat wajah Renold yang
berseri-seri. Di sepanjang jalan Renold terus menceritakan apa yang telah ia
rasakan saat ibadah di Gereja tadi, dan ia menceritakan Komitmen yang telah ia
buat. Riri juga turut senang mendengar cerita renold.
Dan
ketika hari kebangkitan tiba, tepatnya pada hari Minggu, Pukul 09.30 Renold
sudah bersiap-siap di depan rumah Riri , saat Riri keluar, Ia pun
terheran-heran dengan tingkah aneh Renold dan Ia berkata “Eh..Renold tumben,
ada apa neh jam segini dah nongkrong rapi di depan rumah aku?” Riri tersenyum
kepada renold, dan Renold pun menyahut “Ah..Riri, giliran aku sudah bertobat,
bukannya di dukung, eh..malah di ledekin, kamu lebih senang ya kalau aku bandel
lagi?”, Riri menjawab “ ehhh..jangan donk,ya deh..bentar ya aku ambil tas
dulu”.
Sepanjang
perjalanan menuju ke gereja, Renold menceritakan semua sukacita yang ia rasakan
setelah Jumat Agung tersebut, Ia merasa lebih menikmati Tuhan dalam setiap
aktivitasnya. Mendengar hal tersebut Riri juga turut bersukacita dan
menyarankan Renold untuk semakin mempeerat hubungan pribadinya dengan Tuhan, agar
Ia lebih merasakan hadirat Tuhan. Renold pun menyambut hangat semua saran-saran
yang diberikan sahabatnya itu. Dan Riri juga berjanji untuk tetap mendoakan
pertobatan Renold tersebut.
Setibanya
di Gereja, mereka berdua mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh, agar dapat
menikmati Tuhan lewat ibadah hari itu, dan memang betul mereka dapat menikmati
ibadah mulai dari awal hingga akhir, dan saat ibadah selesai Renold kembali
melihat perempuan yang dilihatnya saat pragmen kematian waktu itu, jantung
Renold kembali berdegup kencang, tetapi Renold tidak berani berbuat apa-apa, ia
ingin berkenalan tetapi rasa takutnya jauh lebih besar dan ia mengurungkan
niantya tersebut dan memilih untuk pulang saja.
Hari
semakin hari Renold tetap mengandalkan Tuhan dalam setiap aktivitasnya dan
pertumbuhan Rohaninya sangatlah baik, ia tetap memposisikan Tuhan di tempat
yang paling tinggi. Tetapi masalah hati dan perasaannya terhadap perempuan yang
sering membuatnya jantungnya berdebar kencang. Dia hanya sanggup berdoa agar
Tuhan membuka jalan jalan, Renold mengimani bahwa Tuhan pasti buka jalan dan
selalu yakin bahwa jalan Tuhan selalu indah.Dan apa yang ia imani terjadi,
ketika persekutuan pemuda/I diadakan, dan itulah persekutuan yang pertama yang
ia ikuti tiba-tiba perempuan tersebut meminta tolong kepada Renold untuk
mengantarkannya membeli Snack, dengan senang hati Renold pun bersedia. Di
tengah perjalanan mereka pun berkenalan dan saling bertukae nomr HandPhone, dan
ternyata nama peremuan tersebut adalah Vivi.
Keesokan
harinya Renold memberanikan diri untuk menelfon Vivi, dan ia sangat senang
ketika Vivi menjawab telfon tersebut, ditengah pembicaraan mereka, Vivi berkata
agar mereka melanjutkan pembicaraan mereka esok hari, karena Vivi hendak
menerima telfon dari pacarnya, mengetahui hal tersebut jantung Renold seolah
berhenti berdegup dan darahnya seperti membeku, tetapi berjuang untuk tetap
tenang dan kemudian mengakhiri pembicaraan mereka.
Malam
itu Renold mencoba menenangkan diri dan kemudian berdoa, agar Yesus mengobati luka
hatinya dengan kasihNya yang luar biasa, Renold yakin bahwa sakit hatinya pasti
bisa sembuh dan bisa menjadikan Vivi sebagai sahabat. Dengan waktu yang tidak
begitu lama, akhirnya hati Renold pun terobati, Ia sangat senang karena Tuhan
selalu bekerja dalam dirinya, dan semuanya itu berawal dari teguran Tuhan
kepada dirinya lewat Pragmen Paskah di gerejanya.
Senin, 11 Maret 2013
Pendidikan Indonesiaq
Apa kabar Pendidikan Indonesia?
Tidak pernah terlintas di benakku untuk bergelut di
bagian ilmu pendidikan, tak pernah terpikirkan olehku tentang nasib pendidikan
terkhusus di Indonesia. Tetapi apa yang tak pernah terpikirkanku, ternyata di
berikan Tuhan untukku, sejak 2010 aku menggeluti ilmu pendidikan. Hari semakin
hari aku tersadar tentang kualitas pendidikan Indonesia yang dapat dikatakan
begitu bobrok, mulai dari pendidikan
dasar sampai pendidikan tertinggi, jika kita pikirkan bukan system yang salah
tapi oknumnyalah yang masih kurang bertanggungjawab.saya mulai terbeban dengan
semua kondisi tersebut, ternyata sangat banyak hal yang harus dibenahi.
Setiap kali saya melewati satu sekolah maka sering sekali
hati saya miris, ketika melihat banyak Guru yang berleha-leha dengan tugas
mereka, yang seharusnya mereka berada di ruangan kelas untuk mengajar
anak-anak, tetapi mereka malah bersantai-santai duduk di luar ruanagan kelas
sambil bercerita dengan teman seprofesinya yang lain, sejenak saya bertanya dalam
hati bagaimana kondisi anak-anak saat itu di dalam kelas, dan bagaimana
perasaan sang guru tersebut. Hal tersebut juga sering terjadi di perguruan
tinggi, yang proses pembelajarannya masih sangat kurang maksimal, memang sudah
saatnya Mahasiswa untuk mandiri, tapi meskipun demikian bukan berarti para
Mahasiswa tersebut tidak membutuhkan bimbingan lagi, jika Mahasiswa dibiarkan
untuk mandiri maka sudah pantas juga mereka mendapatkan bimbingan yang luar
biasa dari sang Dosen. Karena jarangnya pertemuan anatara Dosen dan Mahasiswa,
maka Dosen tidak mengenal karakter dan pribadi anak-anaknya, yang akibatnya
dalam pemberian nilai pun sangat tidak objektif, dan hal tersebut sering
membuat mahasiswa tidak menganggap penting Nilai tersebut, dan menganggap semua
itu adalah suatu kebohongan besar.
Jika kita kaji lebih dalam lagi sebenarnya masih banyak
lagi masalah-masalah pendidikan kita baik dari dalam maupun dari luar, dan jika memperhatikan maka masalah-masalah
tersebut lebih sering dialami oleh pendidikan negeri, yang seharusnya menjadi
kebanggaan negri kita tercinta ini, tetapi malah menjadi hal sangat
memprihatinkan. Sadar tidak sadar masalah-masalah sepele seperti yang kita
bahas di atas mengakibatkan hal yang fatal, yaitu ketika menghasil alumni yang
akan menjadi generasi bangsa yang sangat tidak berkualitas. Bagaimana tidak
negri kita ini hancur ketika generasi mudanya saja sudah berencana jahat,
banyak anak muda saat ini yang menanamkan di benaknya untuk balas dendam bahkan
melakukan hal yang lebih parah dari apa yang telah mereka terima. Jika hal itu
benar-benar terjadi nantinya maka bukan tidak mungkin Indonesia lebih hancur
dari saat ini, karena keberhasilan suatu Negara sangat ditentukan oleh generasi
mudanya.
Oleh karena itu bagi generasi muda bangsa, marilah kita
jadi pemuda yang bijaksana, jangan berniat untk balas dendam, jangan berniat
untuk meniru hal-hal yang tidak baik yang dilakukan mereka, dan jangan berniat
melakukan hal yang lebih parah dari itu, tapi sebagai generasi muda yang cerdas
yang peduli dengan masa depan bangsa kita, mari kita melihat semua apa yang
telah mereka lakukan sebagai bahan pelajaran untuk memeperbaiki semuanya. Mari
tumbuhkan niat di hati kita untuk mengubah mindset negatif orang tentang
pendidikan menjadi mindset positif, agar Negara kita menjadi Negara yang lebih
baik daan lebih kita banggakan lagi. Ingatlah semua itu tugas anda,saya dan
kita semua, karena Indonesia sedang menanti tenaga-tenaga pengajar yang
professional dan proporsional.
Salam Otimist..
Langganan:
Postingan (Atom)